Semarak HUT ke-80 RI di Lapas Gunungsitoli: 384 Warga Binaan Terima Remisi, Tiga Langsung Bebas
TERAS NIAS (TN) Gunungsitoli – Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIB Gunungsitoli menggelar perayaan Hari Ulang Tahun ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia dengan penuh khidmat dan semarak, Minggu (17/8/2025).
Rangkaian kegiatan dimulai dengan upacara pengibaran bendera merah putih yang dipimpin langsung oleh Wali Kota Gunungsitoli, Sowa’a Laoli, S.E., M.Si., sebagai Inspektur Upacara. Hadir dalam kesempatan tersebut Kepala Lapas Gunungsitoli Tonggo Butarbutar, S.H., M.H., jajaran Forkopimda Kota Gunungsitoli, Kepala Kantor Imigrasi Kelas III Nias, aparatur sipil negara, serta ratusan warga binaan.
Upacara berlangsung khidmat dengan pembacaan teks Proklamasi, disusul momen penting pembacaan Keputusan Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan tentang pemberian remisi. Tahun ini, sebanyak 189 narapidana memperoleh Remisi Umum dan 195 warga binaan menerima Remisi Dasawarsa. Dari jumlah tersebut, tiga orang langsung dinyatakan bebas.
Penyerahan remisi dilakukan secara simbolis oleh Wali Kota Gunungsitoli kepada perwakilan warga binaan di hadapan para undangan.
Kepala Lapas Gunungsitoli, Tonggo Butarbutar, menyampaikan apresiasi kepada semua pihak yang mendukung suksesnya kegiatan.
“Terima kasih kepada Bapak Wali Kota yang berkenan hadir, Forkopimda, para undangan, serta seluruh jajaran pegawai Lapas yang telah mempersiapkan acara ini. Ucapan khusus juga untuk warga binaan yang telah berkelakuan baik sehingga layak mendapat remisi. Semoga ini menjadi motivasi untuk memperbaiki diri dan siap kembali ke masyarakat,” ujarnya.
Selepas upacara, suasana berubah meriah. Warga binaan memamerkan hasil karya mulai dari kerajinan tangan hingga olahan makanan yang mendapat apresiasi para tamu. Atraksi pencak silat yang ditampilkan warga binaan berhasil memukau penonton, sebelum dilanjutkan dengan berbagai lomba khas 17 Agustus yang penuh keceriaan.
Perayaan HUT ke-80 RI di Lapas Gunungsitoli menjadi momentum istimewa: penuh makna, semangat persatuan, dan harapan baru. Dari balik jeruji besi, para warga binaan menunjukkan bahwa semangat kemerdekaan tetap hidup, dan melalui remisi serta kreativitas, mereka termotivasi untuk menapaki kehidupan yang lebih baik ke depan.(TN)
Posting Komentar