Heboh Ijazah Mahasiswa Universitas Nias Ditahan, Ini Penjelasan Dekan Fakultas Ekonomi Unias

Daftar Isi

Heboh Ijazah Mahasiswa Universitas Nias Ditahan, Ini Penjelasan Dekan Fakultas Ekonomi Unias

TERAS NIAS (TN) Gunungsitoli, 10 Juli 2024. Heboh berita penahanan ijazah mahasiswa Universitas Nias (Unias) mencuat setelah Sadari Zega, seorang mahasiswi Fakultas Ekonomi, curhat melalui akun Facebook pribadinya. Dalam sebuah video pendek berdurasi 7 menit 29 detik yang diunggah pada Selasa (9/7/2024) sekitar pukul 14.14 WIB, Sadari Zega mengklaim bahwa Unias sengaja menahan ijazahnya hingga saat ini.

Fakultas Ekonomi Unias, Maria Magdalena Bate’e, S.E., M.M

Menanggapi hal tersebut, Dekan Fakultas Ekonomi Unias, Maria Magdalena Bate’e, S.E., M.M, menyampaikan klarifikasi dan sangat menyayangkan tindakan Sadari Zega yang seolah menyudutkan pihak kampus.

"Kita sangat menyayangkan apa yang disampaikannya. Kami sama sekali tidak berniat menahan ijazahnya. Apa untungnya bagi kami menahan ijazahnya?" kata Maria dalam pernyataan resminya.

Maria menjelaskan bahwa Sadari Zega telah diwisuda pada 19 Desember 2023 lalu. Namun, sesuai prosedur, penyerahan ijazah memerlukan pemenuhan sejumlah persyaratan akademis yang ketat. Salah satunya adalah mempublikasikan skripsi dalam bentuk artikel pada Online Journal System (OJS) yang terakreditasi nasional atau internasional, sesuai dengan bidang ilmu yang diteliti. Selain itu, artikel tersebut harus mencantumkan nama penulis utama dan co-author, termasuk pembimbing dan penguji.

"Ijazah Sadari Zega sudah saya tandatangani pada 14 Maret 2024," terang Maria. Ia juga menjelaskan bahwa distribusi ijazah mahasiswa Unias dimulai pada 16 April 2024, pertama kali dilakukan di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), kemudian dilanjutkan di Fakultas Ekonomi (FE). Pendistribusian dilakukan secara bertahap oleh Biro Administrasi Akademik (BAA) untuk menghindari penumpukan.

Maria mengungkapkan bahwa Sadari Zega tidak bisa menerima ijazahnya karena artikel skripsinya tidak dipublikasikan di OJS yang terakreditasi. "Untuk Sadari Zega, kami tidak bisa mendistribusikan ijazahnya karena artikelnya tidak terpublikasi di OJS yang terakreditasi, dan hanya mencantumkan namanya serta temannya tanpa nama pembimbing dan penguji," jelas Maria.

Maria juga menambahkan bahwa masalah ini tidak hanya terjadi pada Sadari Zega, tetapi juga dialami oleh beberapa mahasiswa lainnya. "Jadi, bukan hanya dia yang mengalami masalah ini, beberapa mahasiswa lain juga mengalami hal yang sama, tetapi mereka segera memperbaiki kekurangannya," tambahnya.

Menurut Maria, Universitas Nias selalu berupaya untuk mendukung mahasiswanya dalam menyelesaikan persyaratan akademis mereka. Namun, proses ini harus dilakukan sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan. "Kami di sini selalu siap membantu mahasiswa menyelesaikan persyaratan akademis mereka, tetapi semua harus dilakukan sesuai aturan yang ada," tegas Maria.

Maria berharap masalah ini dapat segera diselesaikan dengan baik. Ia juga mengimbau kepada seluruh mahasiswa untuk segera melengkapi persyaratan yang belum terpenuhi agar ijazah mereka dapat segera diterbitkan. "Kami berharap masalah ini bisa segera diselesaikan. Kepada seluruh mahasiswa yang belum melengkapi persyaratan, segera lengkapi agar ijazah bisa diterbitkan," ujar Maria.

Sementara itu, pihak Universitas Nias juga menegaskan komitmennya untuk menjaga transparansi dan keadilan dalam proses akademis. Mereka berjanji akan terus memberikan pelayanan terbaik bagi seluruh mahasiswa dan memastikan bahwa semua proses administrasi dilakukan dengan jujur dan transparan.

Dengan penjelasan ini, diharapkan dapat memberikan kejelasan bagi semua pihak terkait masalah penahanan ijazah di Universitas Nias dan mengurangi kesalahpahaman yang mungkin timbul di kalangan mahasiswa dan masyarakat. Pihak kampus berharap semua pihak bisa memahami dan menghargai proses serta prosedur yang telah ditetapkan demi kebaikan bersama.(TN)