Sebanyak 66 Narapidana di Lapas Gunungsitoli Sumatera Utara Dapatkan Remisi Khusus Idul Fitri

Table of Contents

 

Sebanyak 66 Narapidana di Lapas Gunungsitoli Sumatera Utara Dapatkan Remisi Khusus Idul Fitri

TERAS NIAS (TN) Gunungsitoli, 10 April 2024 - Di tengah semaraknya perayaan Idul Fitri 1445 H, Lapas Kelas IIB Gunungsitoli mengumumkan pemberian remisi khusus kepada sejumlah narapidana sebagai bentuk apresiasi atas perbuatan baik dan upaya pemulihan yang telah dilakukan. Pemberian remisi ini berdasarkan Surat Keputusan yang diserahkan langsung oleh Kepala Lapas Kelas IIB Gunungsitoli, Herry Hasudungan Simatupang, S.H., kepada perwakilan warga binaan pemasyarakatan.

Sebanyak 66 narapidana beruntung mendapatkan remisi khusus pada perayaan Idul Fitri kali ini. Dalam perincian jumlah tersebut, terdapat 9 narapidana yang diberikan remisi selama 15 hari, 50 narapidana mendapat remisi satu bulan penuh, 5 narapidana menerima remisi selama satu bulan 15 hari, dan 2 narapidana lainnya bahkan mendapat remisi sepanjang dua bulan.

Menurut Herry Hasudungan Simatupang, S.H., kepala Lapas Kelas IIB Gunungsitoli, pemberian remisi ini adalah wujud nyata dari kebijakan negara dalam memberikan penghargaan kepada narapidana yang telah menunjukkan perubahan perilaku positif dan kembali siap bergabung dalam masyarakat.

"Dalam memberikan remisi khusus ini, kami berharap dapat memberikan motivasi dan semangat kepada narapidana untuk terus berbenah diri dan memperbaiki perilaku menuju kehidupan yang lebih baik di masa depan," ujar Herry saat memberikan pengumuman.

Proses penyerahan Surat Keputusan pemberian remisi khusus Idul Fitri dilaksanakan secara simbolis setelah pelaksanaan shalat Idul Fitri 1 Syawal 1445 H di Mushola Lapas Gunungsitoli. Kepala Lapas juga menyampaikan harapannya agar remisi yang diberikan dapat menjadi momentum bagi narapidana untuk meningkatkan komitmen mereka dalam mengubah pola pikir dan perilaku yang positif.

Pemberian remisi ini merupakan bagian dari upaya sistem pemasyarakatan dalam memperbaiki dan mendidik narapidana agar dapat kembali menjadi anggota masyarakat yang produktif dan bertanggung jawab. Program rehabilitasi yang terencana dan berkelanjutan diharapkan dapat memberikan dampak positif baik bagi narapidana maupun masyarakat secara keseluruhan.

Peran masyarakat juga tidak bisa diabaikan dalam proses reintegrasi narapidana ke dalam masyarakat. Dukungan dan penerimaan dari masyarakat menjadi faktor penting dalam membantu narapidana menemukan tempatnya kembali dan menjalani kehidupan yang bermakna setelah menjalani masa hukuman.

Sebelumnya, narapidana yang mendapatkan remisi khusus telah melalui serangkaian penilaian dan evaluasi yang ketat oleh pihak Lapas Gunungsitoli. Kriteria seperti perilaku selama masa penahanan, partisipasi dalam program-program rehabilitasi, dan komitmen untuk memperbaiki diri menjadi pertimbangan utama dalam penentuan penerima remisi.

Pada kesempatan yang sama, Herry juga mengingatkan bahwa pemberian remisi bukanlah bentuk pengurangan hukuman, namun merupakan bentuk penghargaan atas upaya dan perubahan positif yang telah dilakukan oleh narapidana.

Sebagai bagian dari upaya pemasyarakatan yang humanis dan rehabilitatif, pemberian remisi menjadi salah satu instrumen penting dalam memotivasi narapidana untuk terus berusaha menjadi individu yang lebih baik dan berkontribusi positif bagi masyarakat.

Pada akhirnya, pemberian remisi khusus pada perayaan Idul Fitri ini tidak hanya menjadi momen untuk memberikan kesempatan kedua kepada narapidana, tetapi juga menjadi momentum bagi kita semua untuk memahami pentingnya memberikan dukungan dan kesempatan kepada mereka yang berusaha untuk memperbaiki diri dan kembali menjadi bagian yang bermanfaat dalam masyarakat.(TN)