Tragis !!! Guru aniaya siswa di Nias Selatan.
Tragis !!! Guru aniaya siswa di Nias Selatan.
TERAS NIAS (TN) Nias Selatan. 17 April 2024 Yaredi Ndruru, seorang siswa SMK Negeri 1 Sidua'ori, Kecamatan Somambawa, Kabupaten Nias Selatan, yang masih berusia 17 tahun, diduga menjadi korban penganiayaan yang dilakukan oleh gurunya sendiri dengan inisial SZ. Setelah berjuang untuk hidup beberapa hari, Yaredi akhirnya menghembuskan nafas terakhirnya pada Senin malam, tanggal 15 April 2024, di RS M.Thomsen Nias, Gunungsitoli, sekira pukul 19.40 WIB.
Peristiwa tragis yang menelan nyawa Yaredi diyakini bermula dari insiden penganiayaan yang dilakukan oleh gurunya sendiri pada tanggal 23 Maret 2024 sekitar pukul 09.00 WIB di sekolah. Yaredi mengalami pukulan di bagian kepala yang mengakibatkan cedera serius, sehingga memerlukan perawatan intensif di RS M. Thomsen Nias.
 |
| Terduga |
Keluarga Yaredi, yang telah mengalami penderitaan yang tak terperi, membenarkan berita duka tersebut melalui pernyataan Ama Melsi Laia, salah satu anggota keluarga, melalui telepon pada malam hari tanggal 15 April 2024. Ama Melsi Laia menyatakan bahwa Yaredi telah berjuang mati-matian melawan cederanya di ruang ICU sejak tanggal 13 April 2024.
Keluarga Yaredi, dalam kepedihan yang mendalam, menegaskan harapannya kepada aparat penegak hukum, terutama Polres Nias Selatan, untuk segera mengusut tuntas kasus ini dan menangkap pelaku penganiayaan. Mereka mendesak agar pelaku bertanggung jawab atas perbuatannya yang telah merenggut nyawa seorang anak muda yang berbakat dan berpotensi.
"Kami dari pihak keluarga korban meminta agar kasus ini segera diusut," ujar Ama Melsi Laia, dengan suara yang penuh emosi.
Orang tua Yaredi, Yatiria Telaumbanua, telah melakukan langkah hukum dengan melaporkan dugaan penganiayaan tersebut ke Polres Nias Selatan pada tanggal 11 April 2024, sesuai dengan bukti laporan polisi No: STTLP/B/50/IV/2024/SPKT/Polres Nias Selatan.
Kasat Reskrim Polres Nias Selatan, AKP Freddy Siagian, mengonfirmasi informasi mengenai meninggalnya Yaredi. Freddy mengungkapkan bahwa pihaknya mengetahui kabar tersebut dari personel yang sedang dalam perjalanan dari RS M. Thomsen Nias menuju Mapolres Nias Selatan.
“Sekira setengah jam berlalu setelah personel kita meninggalkan rumah sakit, mereka mendapatkan berita duka dari keluarga korban melalui sambungan telepon seluler yang menyampaikan bahwa Yaredi Ndruru telah meninggal dunia," kata Freddy.
Peristiwa ini mencerminkan sebuah tantangan serius dalam dunia pendidikan. Guru, yang seharusnya menjadi panutan dan pembimbing bagi siswa, justru menjadi pelaku kekerasan yang mengakibatkan duka yang mendalam bagi keluarga dan masyarakat. Hal ini juga menyoroti perlunya peningkatan sistem pengawasan dan perlindungan terhadap siswa di lingkungan sekolah.
Kematian Yaredi harus menjadi momentum bagi semua pihak untuk melakukan introspeksi dan perubahan yang mendalam dalam dunia pendidikan. Tidak boleh ada lagi tempat bagi perilaku kekerasan dalam bentuk apapun di antara siswa dan guru. Sekolah harus menjadi lingkungan yang aman, inklusif, dan mendukung perkembangan potensi setiap individu.
Dalam momen kesedihan ini, mari bersama-sama menyampaikan dukungan dan kepedulian kepada keluarga Yaredi. Biarkan keadilan terwujud dan jangan biarkan tragedi ini menjadi lupa di tengah hiruk pikuk kehidupan sehari-hari. Mari kita berdiri bersama dalam menegakkan kebenaran dan menjaga integritas sistem pendidikan demi masa depan yang lebih baik bagi generasi mendatang.
Tragedi meninggalnya Yaredi Ndruru bukan hanya merupakan duka bagi keluarga dan masyarakatnya, tetapi juga harus menjadi panggilan bagi semua pihak untuk bertindak. Keadilan harus ditegakkan, perlindungan terhadap siswa harus diperkuat, dan perubahan nyata harus terjadi dalam dunia pendidikan. Hanya dengan bersatu dan berkomitmen, kita dapat mencegah terulangnya serupa di masa depan.(TN)
Posting Komentar